IPS
Pengertian, Ciri-Ciri Dan Pola Peninggalan Zaman Mesolitikum (Kebudayaan Kjokkenmoddinger Dan Abris Sous Roche)
Berikut ini yakni pembahasan perihal zaman mesolitikum yang mencakup pengertian Zaman Mesolithikum, kebudayaan kjokkenmoddinger, Zaman Mezolithikum, ciri ciri Zaman Mesolithikum, peninggalan Zaman Mesolithikum, peta persebaran kebudayaan Zaman Mesolithikum, peninggalan zaman mesolitikum, pengertian zaman mesolitikum, ciri ciri zaman mesolitikum, pola peninggalan zaman mesolithikum.
Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas inovasi tersebut, memperlihatkan bahwa insan purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap.
Contoh Peningalan Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Tahun 1925 Dr. P.V.Van Stein Callenfels melaksanakan penelitian di bukit kerang tersebut dan kesudahannya banyak ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper, yakni kapak genggam Palaeolithikum.
Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya, yaitu di Pulau Sumatra. Pebble bentuknya sanggup dikatakan sudah agak tepat dan sudah mulai halus.
Bahan untuk membuatnya berasal dari kerikil kali yang dipecah-pecah. Selain pebble dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak, tetapi bentuknya pendek menyerupai setengah bulat yang disebut dengan Hache Courte atau kapak pendek.
Di dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan fosil insan yang berupa tulang belulang, kepingan tengkorak dan gigi. Meskipun tulang-tulang tersebut tidak memperlihatkan citra yang lengkap, dari hasil penelitian memperlihatkan kesimpulan bahwa insan yang hidup pada masa Mesolithikum yakni jenis Homo Sapiens.
Contoh Peninggalan Kebudayaan Abris sous Roche
Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari kerikil menyerupai ujung panah, flakes, kerikil pipisan, kapak yang sudah diasah yang berasal dari zaman Mesolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
Dengan adanya keberadaan insan jenis Papua Melanosoide di Indonesia sebagai pendukung kebudayaan Mesolithikum, maka para arkeolog melaksanakan penelitian terhadap penyebaran pebble dan kapak pendek hingga ke tempat Teluk Tonkin, tempat asal bangsa Papua Melanosoide.
Dari hasil penyelidikan tersebut, ditemukan sentra pebble dan kapak pendek yang berasal dari Pegunungan Bacson dan tempat Hoabinh, di Asia Tenggara.
Namun, di tempat tersebut tidak ditemukan flakes, sedangkan di dalam Abris Sous Roche banyak ditemukan flakes, bahkan di Pulau Luzon Filipina juga ditemukan flakes.
Gambar di bawah ini akan membantu lebih memahami penyebaran kebudayaan Mesolithikum di Indonesia:
Pengertian Zaman Mesolithikum
Mesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan Lithos yang artinya kerikil sehingga zaman ini sanggup disebut zaman kerikil tengah.
Ciri-ciri Zaman Mesolitikum
Ciri kebudayaan Mesolithikum tidak jauh berbeda dengan kebudayaan Palaeolithikum. Namun pada masa Mesolithikum, insan yang hidup sudah ada yang menetap sehingga kebudayaan Mesolithikum sangat menonjol dan sekaligus menjadi ciri dari zaman ini yang disebut dengan kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Abris sous Roche.Gambar: Pebble |
1. Kebudayaan Kjokkenmoddinger dan Peninggalannya
Kjokkenmoddinger yaitu istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti bahwasanya yakni sampah dapur.Kjokkenmoddinger dapat diartikan juga timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian ± 7 meter dan sudah menjadi fosil.
Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan. Dari bekas-bekas inovasi tersebut, memperlihatkan bahwa insan purba yang hidup pada zaman ini sudah menetap.
Contoh Peningalan Kebudayaan Kjokkenmoddinger
Tahun 1925 Dr. P.V.Van Stein Callenfels melaksanakan penelitian di bukit kerang tersebut dan kesudahannya banyak ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper, yakni kapak genggam Palaeolithikum.
Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya, yaitu di Pulau Sumatra. Pebble bentuknya sanggup dikatakan sudah agak tepat dan sudah mulai halus.
Bahan untuk membuatnya berasal dari kerikil kali yang dipecah-pecah. Selain pebble dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan sejenis kapak, tetapi bentuknya pendek menyerupai setengah bulat yang disebut dengan Hache Courte atau kapak pendek.
Di dalam Kjokkenmoddinger juga ditemukan fosil insan yang berupa tulang belulang, kepingan tengkorak dan gigi. Meskipun tulang-tulang tersebut tidak memperlihatkan citra yang lengkap, dari hasil penelitian memperlihatkan kesimpulan bahwa insan yang hidup pada masa Mesolithikum yakni jenis Homo Sapiens.
2. Kebudayaan Abris sous Roche dan Peninggalannya
Selain Kjokkenmoddinger, ciri lain yang sangat menonjol dari zaman Mesolithikum menyerupai yang disebut di atas yakni Abris sous Roche.Abris Sous Roche adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal insan purba pada zaman Mesolithikum dan berfungsi sebagai tempat donasi dari cuaca dan hewan buas.Penyelidikan pertama pada Abris Sous Roche dilakukan tahun 1928 – 1931 oleh Dr. Van Stein Callenfels di gua Lawa akrab Sampung Ponorogo Jawa Timur.
Contoh Peninggalan Kebudayaan Abris sous Roche
Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari kerikil menyerupai ujung panah, flakes, kerikil pipisan, kapak yang sudah diasah yang berasal dari zaman Mesolithikum, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa.
Corak Kebudayaan Zaman Mesolitikum
Berdasarkan uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa zaman Mesolithikum sesungguhnya mempunyai tiga corak kebudayaan yang terdiri dari:- Kebudayaan pebble atau pebble culture di Sumatra Timur.
- Kebudayaan tulang atau bone culture di Sampung Ponorogo.
- Kebudayaan flakes atau flakes culture di Toala, Timor dan Rote
Dengan adanya keberadaan insan jenis Papua Melanosoide di Indonesia sebagai pendukung kebudayaan Mesolithikum, maka para arkeolog melaksanakan penelitian terhadap penyebaran pebble dan kapak pendek hingga ke tempat Teluk Tonkin, tempat asal bangsa Papua Melanosoide.
Dari hasil penyelidikan tersebut, ditemukan sentra pebble dan kapak pendek yang berasal dari Pegunungan Bacson dan tempat Hoabinh, di Asia Tenggara.
Namun, di tempat tersebut tidak ditemukan flakes, sedangkan di dalam Abris Sous Roche banyak ditemukan flakes, bahkan di Pulau Luzon Filipina juga ditemukan flakes.
Gambar di bawah ini akan membantu lebih memahami penyebaran kebudayaan Mesolithikum di Indonesia:
Baca juga: Peninggalan Zaman Paleolitikum