Pengertian, Definisi, Ciri-Ciri Dan Sejarah Globalisasi Terlengkap

Saat ini, kita hidup di era globalisasi. Di era ini globalisasi ini, kita merupakan bab dari masyarakat dunia yang menyatu alasannya ialah batas-batas antarnegara tidak lagi menjadi kendala.

Di era globalisasi ini, perubahan sosial budaya terjadi begitu cepat dan berlangsung dalam banyak sekali aspek kehidupan. Oleh alasannya ialah itu, kita yang merupakan bab dari masyarakat dunia harus mempunyai sikap yang sempurna dan bijaksana.

Budaya yang ada di suatu kepingan dunia, dengan cepat akan dilihat, bahkan ditiru oleh penduduk dari kepingan dunia lain. Melalui alat komunikasi internet, dunia ini seakan terasa sempit dan tak berjarak lagi.

Pengertian Globalisasi

Kata “globalisasi” berasal dari kata globe, yang maknanya bola dunia, berarti juga bersifat universal. Globalisasi belum mempunyai definisi yang mapan, kecuali sekadar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. 
Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan gres atau kesatuan koeksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat J.A. Scholte (2002), beropini bahwa setidaknya ada lima kategori wacana pengertian globalisasi yang umum ditemukan dalam literatur.

Unsur-unsur Globalisasi

Kelima kategori definisi tersebut berkaitan satu sama lain dan kadangkala saling tumpang-tindih, namun masing-masing mengandung unsur yang khas.

a. Globalisasi sebagai Internasionalisasi

Dengan pemahaman ini, globalisasi dipandang sekedar ‘sebuah kata sifat (adjective) untuk menggambarkan kekerabatan antarbatas dari banyak sekali negara. Ia menggambarkan pertumbuhan dalam pertukaran dan interdependensi internasional.

Semakin besar volume perdagangan dan investasi modal, maka ekonomi antarnegara semakin terintegrasi menuju ekonomi global di mana ekonomi nasional yang distingtif dilesap dan diartikulasikan kembali ke dalam suatu sistem melalui proses dan janji internasional.

b. Globalisasi sebagai Liberalisasi

Dalam pengertian ini, globalisasi merujuk pada sebuah proses peniadaan hambatanhambatan yang dibentuk oleh pemerintah terhadap mobilitas antarnegara untuk membuat sebuah ekonomi dunia yang ‘terbuka’ dan ‘tanpa batas.

c. Globalisasi sebagai Universalisasi

Dalam konsep ini, kata global dipakai dengan pemahaman bahwa proses ‘mendunia’ dan globalisasi merupakan proses penyebaran banyak sekali objek dan pengalaman kepada semua orang ke seluruh penjuru dunia. Contoh klasik dari konsep ini ialah penyebaran teknologi komputer, televisi, internet, dan lain-lain.

d. Globalisasi sebagai Westernisasi atau Modernisasi

Globalisasi dalam konteks ini dipahami sebagai sebuah dinamika, di mana strukturstruktur sosial modernitas (kapitalisme, rasionalisme, industrialisme, birokratisme, dsb.) disebarkan ke seluruh penjuru dunia, yang dalam prosesnya cenderung merusak budaya setempat yang telah mapan serta merampas hak self-determination rakyat setempat.

e. Globalisasi sebagai Penghapusan Batas-Batas Teritorial

Globalisasi mendorong ‘rekonfigurasi geografis, sehingga ruang-sosial tidak lagi semata dipetakan dengan tempat teritorial, jarak teritorial, dan batas-batas teritorial.’

A. Giddens (1990) mendefinisikan globalisasi sebagai ‘intensifikasi kekerabatan sosial global yang menghubungkan komunitas lokal sedemikian rupa sehingga kejadian yang terjadi di tempat yang jauh dipengaruhi oleh kejadian yang terjadi di suatu tempat yang jauh pula, dan sebaliknya.

Dalam konteks ini, globalisasi juga dipahami sebagai sebuah ‘proses (atau serangkaian proses) yang melahirkan sebuah transformasi dalam spatial organisation dari kekerabatan sosial dan transaksi ditinjau dari segi ekstensitas, intensitas, kecepatan dan dampaknya yang memutar mobilitas antarbenua atau antarregional serta jaringan aktivitas.

Dari uraian di atas maka sanggup disimpulkan bahwa globalisasi merupakan istilah yang sanggup ditinjau dari banyak sekali segi dan disiplin. Pengaruh globalisasi bisa menembus hampir semua segi kehidupan insan baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

 kita merupakan bab dari masyarakat dunia yang menyatu alasannya ialah batas Pengertian, Definisi, Ciri-ciri dan Sejarah Globalisasi Terlengkap
Gambar: Globalisasi

Ciri-ciri Globalisasi

Beberapa ciri yang membuktikan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia di antaranya sebagai berikut.

a. Perubahan dalam konsep ruang dan waktu. 

Perkembangan barang-barang menyerupai telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita mencicipi banyak hal dari budaya yang berbeda.

b. Saling ketergantungan pasar dan produksi pada setiap negara

Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akhir dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan efek perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO).

c. Peningkatan interaksi kultural melalui media

Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan transmisi isu dan olah raga internasional).

Saat ini, kita sanggup mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman gres mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, contohnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.

d. Meningkatnya duduk masalah bersama

Meningkatnya duduk masalah bersama, contohnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, yaitu sebuah kesadaran dan pemahaman gres bahwa dunia ialah satu.

Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa bahwasanya diri kita turut ambil bab dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.

Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial. Setiap beberapa ratus tahun dalam sejarah manusia, transformasi andal terjadi.

Dalam beberapa dekade saja, masyarakat telah berubah kembali baik dalam pandangan mengenai dunia, nilai-nilai dasar, struktur politik dan sosial, maupun seni. Lima puluh tahun kemudian muncullah sebuah dunia baru.

Sejarah Globalisasi

Banyak sejarawan yang menyebut globalisasi sebagai fenomena di kurun ke-20 ini yang dihubungkan dengan bangkitnya ekonomi internasional. Padahal interaksi dan globalisasi dalam kekerabatan antarbangsa di dunia telah ada semenjak berabad-abad yang lalu.

Bila ditelusuri, benih-benih globalisasi telah tumbuh ketika insan mulai mengenal perdagangan antarnegeri sekitar tahun 1000 dan 1500 M.

Saat itu, para pedagang dari Cina dan India mulai menelusuri negeri lain, baik melalui jalan darat (seperti contohnya jalur sutera) maupun jalan bahari untuk berdagang.

Fase selanjutnya ditandai dengan dominasi perdagangan kaum muslim di Asia dan Afrika. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang antara lain mencakup Jepang, Cina, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan Genoa.

Di samping membentuk jaringan dagang, kaum pedagang muslim juga membuatkan nilai-nilai agamanya, nama-nama, abjad, arsitek, nilai sosial, dan budaya Arab ke warga dunia.

Fase selanjutnya ditandai dengan eksplorasi dunia secara besar-besaran oleh bangsa Eropa. Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda sebagai pelopor-pelopor eksplorasi ini. Hal ini didukung pula dengan terjadinya revolusi industri yang meningkatkan keterkaitan antarbangsa dunia.

Berbagai teknologi mulai ditemukan dan menjadi dasar perkembangan teknologi ketika ini, menyerupai komputer dan internet. Pada ketika itu, berkembang pula kolonialisasi di dunia yang membawa efek besar terhadap difusi kebudayaan di dunia.

Semakin berkembangnya industri dan kebutuhan akan materi baku serta pasar juga memunculkan banyak sekali perusahaan multinasional di dunia. Di Indonesia misalnya, semenjak politik pintu terbuka, perusahaan-perusahaan Eropa membuka banyak sekali cabangnya di Indonesia.

Freeport dan Exxon dari Amerika Serikat, Unilever dari Belanda, British Petroleum dari Inggris ialah beberapa contohnya. Perusahaan multinasional menyerupai ini tetap menjadi ikon globalisasi sampai ketika ini.

Fase selanjutnya terus berjalan dan menerima momentumnya ketika perang hirau taacuh berakhir dan komunisme di dunia runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme ialah jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan dunia.

Implikasinya, negara-negara di dunia mulai menyediakan diri sebagai pasar yang bebas. Hal ini didukung pula dengan perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi. Alhasil, sekat-sekat antarnegara pun mulai kabur.