IPS
Pengertian Kepadatan Penduduk, Efek Dan Tanggapan Kepadatan Penduduk Serta Cara Mengatasi Kepadatan Penduduk
Berikut ini ialah pembahasan lengkap wacana duduk perkara kependudukan di Indonesia yang mencakup dampak kepadatan penduduk, cara mengatasi kepadatan penduduk, dampak sebaran penduduk tidak merata, dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan, tanggapan kepadatan penduduk, solusi kepadatan penduduk, pengertian kuantitas penduduk, imbas kepadatan populasi insan terhadap lingkungan, solusi mengatasi kepadatan penduduk, cara mengatasi pertumbuhan penduduk, dampak konkret kepadatan penduduk, dampak dari kepadatan penduduk, imbas kepadatan penduduk, dampak negatif kepadatan penduduk, jumlah penduduk di indonesia, duduk perkara kependudukan di indonesia, kepadatan penduduk indonesia, pengertian kepadatan penduduk.
Mengapa orang berbondong-bondong pergi ke Jakarta sehingga penduduk Jakarta sangat padat, sedangkan tempat di Irian Jaya masih banyak yang kosong?
Contoh:
Jika diketahui hasil survei penduduk Provinsi X tahun 2006 sebesar Rp12.457.777 jiwa dan luas daerahnya sebesar 81.860 km2. Jadi, kepadatan penduduk provinsi tersebut adalah:
Kepadatan penduduk = 12.457.777 : 81.860
= 152.18 (dibulatkan menjadi 152)
Angka 152 mengatakan bahwa setiap 1 km2 wilayah Provinsi X ditempati oleh 152 jiwa penduduk.
Tingkat kepadatan penduduk di setiap tempat senantiasa tidak merata alasannya memang pada lahan-lahan tertentu menyerupai lahan curam puncak-puncak gunung yang tinggi, tempat rawa dan tempat gurun pasir kurang cocok untuk dijadikan tempat tinggal.
Adapun tempat yang terusan ke banyak sekali sentra perbelanjaan, industri, atau yang tanahnya subur biasanya tingkat kepadatan penduduknya relatif tinggi.
Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk di Indonesia, perhatikan tabel di bawah ini yang menggambarkan tingkat kepadatan penduduk berdasarkan provinsi.
Daerah di Indonesia yang tingkat kepadatan penduduknya tertinggi ialah Pulau Jawa. Adapun yang terendah ialah tempat Papua (Irian Jaya).
a) tingkat kesuburan tanah;
b) bentuk lahan;
c) iklim yang baik;
d) sentra pemerintahan;
e) sentra kegiatan ekonomi dan industri;
f) ketersediaan prasarana jalan;
g) ketersediaan sentra pendidikan.
Sebagai pola bagi tempat yang kepadatan penduduknya tinggi menyerupai DKI Jakarta menimbulkan kemacetan di jalan raya setiap harinya sehingga menghambat produktivitas kerja penduduknya.
a) Menggalakan kegiatan transmigrasi penduduk dari tempat padat ke tempat yang masih kurang penduduknya.
b) Penyebaran pendirian pusat-pusat industri dan perdagangan ke banyak sekali tempat sehingga penduduk tidak memusat hanya di suatu daerah.
c) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menyerupai pembangunan jalan raya dan akomodasi pendidikan.
d) Pemanfaatan Iptek untuk mengolah daerah-daerah yang tanahnya tidak subur dan gersang menjadi tempat yang subur dan nyaman untuk dipakai sebagai tempat tinggal.
e) Membuat peraturan pemerintah yang mengatur wacana imigrasi dan emigrasi.
Pengertian Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk mempunyai pengertian yang berbeda dengan ledakan penduduk. Tahukah kau apa artinya kepadatan penduduk? Bagaimana kepadatan penduduk di Indonesia?Mengapa orang berbondong-bondong pergi ke Jakarta sehingga penduduk Jakarta sangat padat, sedangkan tempat di Irian Jaya masih banyak yang kosong?
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk di suatu wilayah per satuan luas.Tingkat kepadatan penduduk sanggup dibedakan menjadi dua, yaitu kepadatan penduduk aritmatik dan kepadatan penduduk agraris.
1. Kepadatan Penduduk Aritmatik
Kepadatan penduduk aritmatik ialah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km2. Kepadatan penduduk aritmatik ini sering kali hanya disebut kepadatan penduduk.
Rumus Kepadatan Penduduk Aritmatik
Rumus untuk menghitung kepadatan penduduk aritmatik adalah:Contoh:
Jika diketahui hasil survei penduduk Provinsi X tahun 2006 sebesar Rp12.457.777 jiwa dan luas daerahnya sebesar 81.860 km2. Jadi, kepadatan penduduk provinsi tersebut adalah:
Kepadatan penduduk = 12.457.777 : 81.860
= 152.18 (dibulatkan menjadi 152)
Angka 152 mengatakan bahwa setiap 1 km2 wilayah Provinsi X ditempati oleh 152 jiwa penduduk.
2. Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk rata-rata yang menempati wilayah seluas 1 km2, yang tanahnya sanggup diolah untuk pertanian. Kepadatan penduduk ini biasa disebut juga dengan kepadatan penduduk netto.
Rumus Kepadatan Penduduk Agraris
Adapun rumus untuk menghitungnya adalah:Tingkat kepadatan penduduk di setiap tempat senantiasa tidak merata alasannya memang pada lahan-lahan tertentu menyerupai lahan curam puncak-puncak gunung yang tinggi, tempat rawa dan tempat gurun pasir kurang cocok untuk dijadikan tempat tinggal.
Adapun tempat yang terusan ke banyak sekali sentra perbelanjaan, industri, atau yang tanahnya subur biasanya tingkat kepadatan penduduknya relatif tinggi.
Untuk mengetahui tingkat kepadatan penduduk di Indonesia, perhatikan tabel di bawah ini yang menggambarkan tingkat kepadatan penduduk berdasarkan provinsi.
Tabel: Kepadatan Penduduk Provinsi-provinsi di Indonesia tahun 2010 |
Daerah di Indonesia yang tingkat kepadatan penduduknya tertinggi ialah Pulau Jawa. Adapun yang terendah ialah tempat Papua (Irian Jaya).
Faktor yang menghipnotis tingkat kepadatan penduduk
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi tingkat kepadatan penduduk suatu tempat sebagai berikut:a) tingkat kesuburan tanah;
b) bentuk lahan;
c) iklim yang baik;
d) sentra pemerintahan;
e) sentra kegiatan ekonomi dan industri;
f) ketersediaan prasarana jalan;
g) ketersediaan sentra pendidikan.
Dampak Kepadatan Penduduk yang tidak merata
Kepadatan penduduk yang kurang merata menimbulkan beberapa dampak negatif bagi kehidupan, baik bagi tempat yang terlalu padat maupun yang kurang.Sebagai pola bagi tempat yang kepadatan penduduknya tinggi menyerupai DKI Jakarta menimbulkan kemacetan di jalan raya setiap harinya sehingga menghambat produktivitas kerja penduduknya.
Cara Mengatasi kepadatan penduduk
Berikut merupakan upaya-upaya yang sanggup dilakukan untuk mengurangi kepadatan penduduk.a) Menggalakan kegiatan transmigrasi penduduk dari tempat padat ke tempat yang masih kurang penduduknya.
b) Penyebaran pendirian pusat-pusat industri dan perdagangan ke banyak sekali tempat sehingga penduduk tidak memusat hanya di suatu daerah.
c) Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menyerupai pembangunan jalan raya dan akomodasi pendidikan.
d) Pemanfaatan Iptek untuk mengolah daerah-daerah yang tanahnya tidak subur dan gersang menjadi tempat yang subur dan nyaman untuk dipakai sebagai tempat tinggal.
e) Membuat peraturan pemerintah yang mengatur wacana imigrasi dan emigrasi.