Bahasa Indonesia
Pengertian Unsur-Unsur Intrinsik Dalam Cerpen Berdasarkan Para Ahli
Gambaran secara umum pembahasan kali ini ialah perihal unsur-unsur intrinsik cerpen, cerpen beserta unsur intrinsiknya, pengertian unsur intrinsik, pola unsur intrinsik cerpen, dan pola cerpen beserta unsur intrinsiknya.
Pengetahuan yang cukup memadai perihal unsur-unsur instrinsik dongeng akan memudahkan kita menunjukkan penghargaan terhadap sebuah karya. Itulah acara apresiasi yang sesungguhnya.
Dalam cakupan yang lebih luas, latar sanggup menjelaskan sebuah kurun waktu, contohnya zaman perang kemerdekaan atau zaman pemerintahan kerajaan.
Latar juga sanggup merujuk pada strata kehidupan, contohnya sebuah kisah dongeng berlangsung di kalangan konglomerat atau dongeng di kalangan masyarakat miskin, dan sebagainya.
Perhatikan pola pelukisan latar berikut!
Kutipan Cerita
Masih termenung mendengar kalimat demi kalimat yang meluncur baik dari bibir Kapten Ismail maupun Daud. Matahari semakin hangat melelehkan selapis tipis salju di puncak Carstensz Piramid. Aku menatap bola api jingga yang tampak lembut akrab dalam naungan kabut hirau taacuh dan rintik salju.
Sumber: cerpen “Di Puncak Carstensz Piramid”, oleh Sinta Yudisia Wisudanti, dalam kumpulan cerpen Selaksa Rindu Dinda.
Latar Cerita
Di puncak gunung pada waktu pagi hari.
Hal itu disebut dengan penokohan atau perwatakan. Pemberian abjad tokoh atau pelaku sanggup dilakukan secara eksklusif dan tidak langsung.
Penokohan langsung, artinya dalam menuturkan ceritanya, pengarang menyebutkan secara eksklusif perwatakan tokohnya. Dalam teknik penokohan jenis ini, pembaca tidak perlu menyimpulkan perwatakan pelaku.
Penokohan tidak langsung, artinya dalam menuturkan ceritanya, pengarang tidak secara eksklusif menyebutkan tabiat tokohnya. Pengarang melukiskannya melalui tingkah laku, sikap, lingkungan maupun citra fisik tokoh.
Bahkan, melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh yang dimaksud. Dalam teknik penokohan jenis ini, pembaca harus menyimpulkan sendiri perwatakan tokoh.
Perhatikan pola penokohan berikut!
Penokohan secara langsung.
Kutipan Cerita
Mang Sayur tersenyum. Ia memang selalu tersenyum. Tidak pernah murka meskipun belum dewasa suka mengganggu. Kami tinggal di asrama di Bandung, terdiri dari 20 keluarga. Karena itu Mang Sayur usang dikerumuni oleh ibu-ibu yang malas pergi ke pasar alasannya ialah jauh. Anak-anak asrama suka mengganggu. Mengambil tomat. Mengambil ikatan kacang. Bukan untuk dimakan, hanya untuk mengganggu Mang Sayur yang baik hati.
Sumber: cerpen “Mamang Sayur” dari kumpulan cerpen Orang-Orang Tercinta oleh Sukanto SA
Penokohan/ Perwatakan Pelaku
Watak tokoh Mang Sayur ialah : sabar, baik hati, dan murah senyum
Penokohan secara tidak langsung
Kutipan Cerita
Pagar besi rumahnya melebihi tinggi yang diizinkan oleh dinas perizinan dan tata kota. Pagar itu senantiasa terkunci. Jika Raden Bagus pulang, seorang pembantu perempuan renta tergopoh-gopoh sehabis mendengarkan klakson kendaraan beroda empat mercedeznya hampir sepanjang sirine kebakaran. Bunyi klakson itu tidak saja menyentakkan lamunan pembantu tuanya tetapi juga mengganggu ketenangan tetangganya.
Sumber: cerpen “Anjing Bagus”, dalam kumpulan cerpen Anjing Bagus oleh Haris Effendi Thahar.
Penokohan/ Perwatakan Pelaku
Watak Raden Bagus ialah seorang yang egois, tidak peduli lingkungan sekitar.
Menemukan Tema, Latar, dan Penokohan Cerita Pendek
Menjadi apresiator yang baik memang membutuhkan bekal. Seorang penikmat karya sastra, khususnya prosa menyerupai dongeng pendek, novel, drama, dan sebagainya, perlu mengetahui unsur-unsur pembentuk atau pembangun sebuah karya cerita.Pengetahuan yang cukup memadai perihal unsur-unsur instrinsik dongeng akan memudahkan kita menunjukkan penghargaan terhadap sebuah karya. Itulah acara apresiasi yang sesungguhnya.
Pengertian macam-macam unsur intrinsik dalam cerpern beserta contohnya
Berikut ini unsur-unsur intrinsik cerita.1. Tema
Setiap dongeng niscaya mempunyai gagasan pokok yang diangkat sebagai pandangan gres cerita. Hal tersebut dinamakan tema cerita. Misalnya kesetiakawanan, persahabatan, percintaan dan sebagainya.2. Latar
Latar menunjuk kepada waktu dan kawasan berlangsung kisah dongeng itu. Misalnya di sebuah bukit pada pagi hari, di sebuah rumah renta pada malam 1 Syura, dan sebagainya.Dalam cakupan yang lebih luas, latar sanggup menjelaskan sebuah kurun waktu, contohnya zaman perang kemerdekaan atau zaman pemerintahan kerajaan.
Latar juga sanggup merujuk pada strata kehidupan, contohnya sebuah kisah dongeng berlangsung di kalangan konglomerat atau dongeng di kalangan masyarakat miskin, dan sebagainya.
Perhatikan pola pelukisan latar berikut!
Kutipan Cerita
Masih termenung mendengar kalimat demi kalimat yang meluncur baik dari bibir Kapten Ismail maupun Daud. Matahari semakin hangat melelehkan selapis tipis salju di puncak Carstensz Piramid. Aku menatap bola api jingga yang tampak lembut akrab dalam naungan kabut hirau taacuh dan rintik salju.
Sumber: cerpen “Di Puncak Carstensz Piramid”, oleh Sinta Yudisia Wisudanti, dalam kumpulan cerpen Selaksa Rindu Dinda.
Latar Cerita
Di puncak gunung pada waktu pagi hari.
Contoh: Deskripsi sebuah latar |
3. Penokohan atau perwatakan
Hal yang menarik dalam sebuah dongeng berupa diciptakannya konflik antarpelaku akhir tabrakan perbedaan abjad atau tabiat para tokoh.Hal itu disebut dengan penokohan atau perwatakan. Pemberian abjad tokoh atau pelaku sanggup dilakukan secara eksklusif dan tidak langsung.
Penokohan langsung, artinya dalam menuturkan ceritanya, pengarang menyebutkan secara eksklusif perwatakan tokohnya. Dalam teknik penokohan jenis ini, pembaca tidak perlu menyimpulkan perwatakan pelaku.
Penokohan tidak langsung, artinya dalam menuturkan ceritanya, pengarang tidak secara eksklusif menyebutkan tabiat tokohnya. Pengarang melukiskannya melalui tingkah laku, sikap, lingkungan maupun citra fisik tokoh.
Bahkan, melalui reaksi tokoh lain terhadap tokoh yang dimaksud. Dalam teknik penokohan jenis ini, pembaca harus menyimpulkan sendiri perwatakan tokoh.
Perhatikan pola penokohan berikut!
Penokohan secara langsung.
Kutipan Cerita
Mang Sayur tersenyum. Ia memang selalu tersenyum. Tidak pernah murka meskipun belum dewasa suka mengganggu. Kami tinggal di asrama di Bandung, terdiri dari 20 keluarga. Karena itu Mang Sayur usang dikerumuni oleh ibu-ibu yang malas pergi ke pasar alasannya ialah jauh. Anak-anak asrama suka mengganggu. Mengambil tomat. Mengambil ikatan kacang. Bukan untuk dimakan, hanya untuk mengganggu Mang Sayur yang baik hati.
Sumber: cerpen “Mamang Sayur” dari kumpulan cerpen Orang-Orang Tercinta oleh Sukanto SA
Penokohan/ Perwatakan Pelaku
Watak tokoh Mang Sayur ialah : sabar, baik hati, dan murah senyum
Penokohan secara tidak langsung
Kutipan Cerita
Pagar besi rumahnya melebihi tinggi yang diizinkan oleh dinas perizinan dan tata kota. Pagar itu senantiasa terkunci. Jika Raden Bagus pulang, seorang pembantu perempuan renta tergopoh-gopoh sehabis mendengarkan klakson kendaraan beroda empat mercedeznya hampir sepanjang sirine kebakaran. Bunyi klakson itu tidak saja menyentakkan lamunan pembantu tuanya tetapi juga mengganggu ketenangan tetangganya.
Sumber: cerpen “Anjing Bagus”, dalam kumpulan cerpen Anjing Bagus oleh Haris Effendi Thahar.
Penokohan/ Perwatakan Pelaku
Watak Raden Bagus ialah seorang yang egois, tidak peduli lingkungan sekitar.