Tahapan-Tahapan Sosialisasi Berdasarkan George Hebert Mead Beserta Contohnya

Berikut ini yaitu pembahasan mengenai tahap tahap sosialisasi, tahap game stage, play stage adalah, pengertian play stage, arti stage, play stage, George Herbert Mead, tahap persiapan, tahap meniru, tahap bertindak, dan tahap penerimaan.


Tahapan-tahapan Sosialisasi Beserta Contohnya

Tahapan Sosialisasi

Seorang sosiolog yang berjulukan George Herbert Mead beropini bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang sanggup dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.


  • Tahap Persiapan (Preparatory Stage)


Tahap ini dialami semenjak insan dilahirkan, dikala seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman perihal diri. Pada tahap ini juga bawah umur mulai melaksanakan kegiatan menggandakan meski tidak sempurna.

Contohnya kata “mamah” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita diucapkan “mah”. Makna kata tersebut juga belum dipahami tepat oleh anak. Lama kelamaan anak memahami secara tepat makna kata mamah tersebut dengan kenyataan yang dialaminya.


  • Tahap Meniru (Play Stage)

Tahap ini ditandai dengan secara sedikit demi sedikit anak semakin tepat dalam menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa.

Dalam diri anak mulai terbentuk kesadaran perihal nama sendiri dan nama orang tuanya, kakaknya, dan sobat di lingkungan sekitarnya.

Anak mulai menyadari perihal apa yang dilakukan seorang ibu dan apa yang diperlukan seorang ibu dari anak. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain yang biasa disebut tenggang rasa juga mulai terbentuk pada tahap ini.

Kesadaran bahwa dunia sosial insan berisikan banyak orang telah mulai terbentuk. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-orang yang amat berarti
(Significant other) bagi kehidupan dirinya.

Contohnya adalah Seorang anak yang beranjak remaja dengan keluarga yang beranggotakan ayah, ibu, serta kakak-kakanya. Secara tidak eksklusif ia memperhatikan bagaimana aksara dari kedua orang tuanya serta kakak-kakanya. Ia juga mulai menyadari siapa dirinya dan apa yang ia inginkan. Dalamwaktu yang bersamaan, ia juga memahami bahwa ia berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat yang mengharuskannya untuk mencar ilmu bersosialisasi di lingkungan masyarakat di mana ia tinggal.


  • Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Proses peniruan yang dilakukan pada tahap kedua sudah mulai berkurang dan digantikan oleh tugas yang secara eksklusif dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran.

Kemampuannya menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara tolong-menolong dan melaksanakan proses sosialisasi. Ia mulai menyadari adanya tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya.

Pada tahap ini, lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks. Individu mulai bekerjasama dengan teman-teman sebaya di luar rumah.

Peraturan-peraturan yang berlaku di luar keluarganya secara sedikit demi sedikit juga mulai dipahami. Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang berlaku di luar keluarganya dan perlu ia patuhi biar keberadaannya diakui oleh lingkungannya.

Contohnya Seorang anak yang dalam kondisi ini akan mulai sadar akan pentingnya membela sebuah keluarga yang dimilikinya. Selain itu ia juga akan mulai melaksanakan kegiatan bersama teman-teman sebaya nya.


  • Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage)

Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Ia sudah sanggup menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Ia sanggup bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya, tetapi juga dengan masyarakat luas. Ia mulai menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara mantap.

Pada tahap ini, seseorang sudah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya serta sudah memahami tata hukum dan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

Contohnya adalah Seorang perjaka yang telah melewati masa-masa remajanya, ia mulai memahami akan pentingnya bekerja sama dengan orang lain baik dengan teman-temannya maupun dengan warga masyarakat disekitarnya secara luas. Ia menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat dengan sangat baik dengan mengikuti segala kegiatan yang ada di masyarakat menyerupai keja bakti, ronda bergilir, pengajian, dan lain sebagainya. (kakakpintar.com)

Baca juga: Pola-pola Sosialisasi