Peristiwa Pemberontakan Di/Tii Di Jawa Tengah Dan Sulawesi Selatan

Pembahasan kali ini akan membahas wacana pemberontakan di/tii, kejadian di/tii, pemberontakan di/tii di jawa tengah,  pemberontakan di/tii di Sulawesi selatan, sejarah pemberontakan di/tii, pemberontakan di/tii di Indonesia dan pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia

Pemberontakan DI/TII


DI/TII Sulawesi Selatan

Gerakan DI/TII di Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kahar Muzakkar. Beliau sebelumnya yaitu pejuang gotong royong Andi Mattalatta dan Saleh Lahade.

Mereka membentuk Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi (TRIPS). Ide itu disetujui Panglima Besar Jenderal Sudirman tanggal 16 April 1946. Setibanya di Sulawesi Selatan, Kahar membentuk Komando Gerilya Sulawesi Selatan (KGSS).

Namun, Kahar menolak ketika pemerintah hendak mengadakan perampingan organisasi ketentaraan. Kahar ingin membentuk Brigade Hasanuddin dan menolak bergabung dengan APRIS.

Dengan pasukan dan peralatan, Kahar lari ke hutan pada bulan Agustus 1951. Mereka memproklamasikan diri sebagai serpihan dari DI/TII Kartosuwirjo.

Bahkan, mereka sering meneror rakyat dan tentara APRIS. Gerakan ini gres dapat dipadamkan bulan Februari 1965. Lamanya penanggulangan gerakan ini disebabkan mereka sangat menguasai medan.
Pembahasan kali ini akan membahas wacana  Peristiwa Pemberontakan DI/TII di Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan
DI/TII Jawa Tengah

DI/TII Jawa Tengah


Perjuangan DI/TII memperoleh proteksi dari Jawa Tengah. Tokoh utamanya yaitu Amir Fatah.

Beliau sebelumnya yaitu pejuang dan komandan laskar Hizbullah.

Selanjutnya ia berhasil mensugesti laskar Hizbullah yang mau bergabung dengan Tentara Nasional Indonesia di Tegal.

Amir Fatah kemudian memproklamasikan diri dan bergabung DI/TII Kartosuwirjo tanggal 23 Agustus 1949.

Mereka membuat pemerintahan tandingan di daerahnya. Gerakan yang sama muncul di Kebumen. Pemimpinnya yaitu Mohammad Mahfu’dh Abdulrachman atau yang dikenal dengan Kiai Sumolangu.

Gerakannya juga merupakan penerus DI/TII Kartosuwirjo dengan basis di Brebes dan Tegal. Gerakan ini berpengaruh sehabis Batalion 423 dan 426 bergabung dengan mereka.

Pembelotan ini merupakan pukulan bagi Tentara Nasional Indonesia ketika itu. Pemerintah kemudian membentuk pasukan Banteng Raiders untuk menghadapi gerakan tersebut.

Dengan pasukan ini, pemerintah menggelar operasi Gerakan Banteng Negara. Sisasisa gerakan DI/TII di Jawa Tengah kemudian berhasil dipatahkan oleh pemerintah melalui Operasi Guntur.