Sistem Respirasi / Pernafasan Manusia



Bernafas merupakan salah satu ciri dan kegiatan makhluk hidup. Istilah pernapasan berbeda dengan respirasi. 

Bernapas adalah proses pengambilan O2 dari lingkungan dan pengeluaran CO2 dan uap air dari dalam tubuh ke lingkungan.

Respirasi adalah proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik di dalam sel guna memperoleh energi. Respirasi bertujuan menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut sangat dibutuhkan untuk kegiatan hidup ibarat mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan, dan reproduksi. 

Makara kegiatan bernapas dengan respirasi saling berafiliasi lantaran pada proses pernapasan dimasukkan oksigen dan oksigen tersebut dipakai untuk respirasi guna menghasilkan energi.

Beberapa fungsi bernafas  yang penting adalah:
  1. Mengambil O2 yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh untuk mengadakan pembakaran.
  2. Mengeluarkan CO2 yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

Respirasi Manusia
Pada manusia, organ pernapasan utamanya ialah paru-paru dan dibantu oleh alat-alat pernapasan lain. Sistem pernapasan insan secara umum sanggup dilihat pada Gambar 1.





Jalur udara pernapasan untuk menuju sel-sel tubuh adalah:
Rongga hidung → faring (rongga tekak) → laring → trakea (batang tenggorok) → bronkus → paru-paru → alveolus →sel-sel tubuh.


Alat Pernafasan Manusia

1. Rongga hidung

Rongga hidung merupakan tempat yang paling awal dimasuki udara pernapasan. Udara pernapasan masuk melalui lubang hidung menuju rongga hidung yang dilengkapi silia dan selaput lendir yang berkhasiat untuk menyaring debu, melekatkan kotoran pada rambut hidung, mengatur suhu udara pernapasan, dan menyelidiki adanya anyir udara. Rongga hidung berafiliasi dengan tulang dahi, kelenjar air mata, indera pendengaran kepingan tengah, serta rongga mulut.

Di dalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan
Penyaringan diperuntukkan bagi benda-benda aneh yang tidak berbentuk gas, contohnya debu. Benda-benda ini dihalangi oleh rambut-rambut rongga hidung. Adanya indera pembau memungkinkan tubuh untuk menghindari gas-gas yang berbau tidak yummy masuk dalam susukan pernapasan.

Penghangatan yaitu mengubah suhu udara semoga sesuai dengan suhu tubuh. Bila udara yang masuk suhunya lebih rendah dari suhu tubuh, darah kapiler akan melepaskan energinya ke rongga hidung sehingga suhu udara yang masuk menjadi hangat. Adanya lendir mengakibatkan udara kering yang masuk ke rongga hidung menjadi lembab.

2. Faring

Faring merupakan rongga pertigaan ke arah susukan pencernaan (esofagus), susukan pernapasan (batang tenggorok), dan susukan ke rongga hidung.

3. Laring

Laring berperan untuk pembentukan bunyi dan untuk melindungi jalan napas terhadap masukknya masakan dan cairan. Dalam laring terdapat selaput bunyi yang ketegangannya diatur oleh serabut-serabut otot sehingga sanggup mengatur tinggi rendah nada bunyi yang diperlukan. Keras lemahnya bunyi ditentukan oleh pedoman udara yang melewati selaput suara.

Di kepingan laring terdapat beberapa organ yaitu:

  • Epiglotis, merupakan katup tulang rawan untuk menutup laring sewaktu orang menelan. Bila waktu makan kita bicara (epiglotis terbuka), masakan bisa masuk ke laring (keselek) dan terbatuk-batuk yang merupakan gerakan refleks untuk mengeluarkan benda atau masakan yang masuk ke dalam susukan pernapasan. Pada ketika bernapas epiglotis terbuka tapi pada ketika menelan epiglotis menutup laring.
  • Jika bernapas melalui verbal udara yang masuk ke paru-paru tak sanggup disaring, dilembabkan atau dihangatkan yang menimbulkan gangguan tubuh dan sel bersilia akan rusak adanya gas beracun dan dehidrasi.
  • Pita suara, terdapat dua pita bunyi yang sanggup ditegangkan dan dikendurkan, sehingga lebar selah-selah antara pita-pita tersebut  berubah-ubah sewaktu berbapas dan berbicara. Selama pernapasan pita bunyi sedikit terpisah sehingga udara sanggup keluar masuk.

4. Trakea

Trakea terletak di tempat leher, di kepingan depan kerongkongan. Trakea berbentuk pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Lihat gambar 1.2. Dinding batang tenggorok (trakea) dan dinding bronkus (cabang batang tenggorok) terdiri atas tiga lapisan sel. Lapisan-lapisan itu berturut-turut dari dalam ialah lapisan epitelium (bersilia dan berlendir). Lapisan tulang rawan dengan otot polos, dan lapisan terluar yang terdiri dari jaringan pengikat. Dinding dalamnya dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu atau benda-benda asing. Jika kita tiba-tiba batuk atau bersin mungkin lantaran di susukan batang tenggorok ada lendir atau debu yang mengganggu jalannya pernapasan.

5. Bronkus

Bronkus merupakan cabang batang tenggorok yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju  ke paru-paru kanan dan yang satu lagi menuju ke paru-paru kiri. Lihat gambar 1.2. Dinding bronkus tersusun atas lapisan jaringan ikat, lapisan otot polos, dan cincing tulang rawan, serta lapisan jaringan epitel.
6. Bronkiolus dan alveolus
Dari bronkus, udara masuk ke cabang bronkus yang semakin halus lagi yang disebut brokiolus. Bronkiolus berakhir sebagai gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Lihat gambar 1.3.
Alveolus diselebungi oleh pembuluh darah kapiler tempat terjadinya difusi O2 dan CO¬2.


7. Paru-paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada, dibatasi oleh tulang rusuk dan otot dada, kepingan bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. paru-paru merupakan himpunan dari bronkiolus, saccus alveolaris dan alveolus. Paru-paru dan rongga dada berselaput tipis yang disebut pleura. Pleura mempunya struktur rangkap dua yang merupakan kantong tertutup. Pleura yang eksklusif menempel pada paru-paru disebut pleura viscelaris. Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari goresan pada waktu mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempis paru-paru disebabkan oleh adanya perubahan tekanan dalam rongga dada.


Mekanisme Pernafasan
Bernapas ialah proses pengambilan udara pernapasan luar untuk dibawah masuk ke dalam paru-paru dan proses pengeluaran gas sisa ke udara bebas. Proses bernapas pada insan dibedakan menjadi dua yaitu:

  1. Inspirasi yaitu pemasukan oksigen dan udara atmosfer ke paru-paru.
  2. Ekspirasi  yaitu pengeluaran karbon dioksida dan uap air dari paru-paru keluar tubuh.
Setiap menit kita melaksanakan pandangan gres dan ekspirasi sebanyak 15 hingga 18 kali. Proses pandangan gres dan ekspirasi sanggup dilihat pada Gambar 2.




Aliran udara dari udara bebas ke paru-paru dan sebaliknya, ditentukan oleh perubahan tekanan udara dalam rongga paru-paru, rongga dada, dan rongga perut. Perubahan tekanan disebabkan oleh terjadinya perubahan volume setiap ruangan. Perubahan volume setiap ruangan ini diatur oleh otot-otot pernapasan yaitu otot antar tulang rususk, otot diafragma, dan otot dinding perut.

Berdasarkan otot yang berperan aktif dalam proses pernapasan, pernapasan dibagi menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.

Pernafasan Dada
Pada pernapasan dada, otot yang berperan aktif ialah otot tulang antar  rusuk. Otot ini sanggup dibedakan menjadi dua yaitu otot antar tulang rusuk luar yang berperan mengangkat tulang-tulang rusuk dan otot antar tulang rusuk dalam yang berperan menurunkan tulang rusuk ke posisi semula.

Bila otot antar tulang rusuk luar berkonstraksi, tulang rusuk terangkat hingga volume udara rongga dada bertambah besar. Hal ini mengakibatkan tekanan udara rongga dada menjadi kecil dari tekanan udara rongga paru-paru, sehingga mendorong paru-paru mengembang dan mengubah tekanannya menjadi lebih kecil dari pada tekanan udara bebas. Dari semua proses ini, selanjutnya akan terjadi pedoman udara dari luar ke dalam rongga paru-paru melalui rongga hidung, batang tenggorok, bronkus dan alveolus. Proses ini disebut inspirasi.

Bila otot antar tulang rusuk dalam berkonstraksi dan otot-otot antar tulang rusuk kepingan luar relaksasi, tulang rusuk tertarik ke posisis semula sehingga mendesak dinding paru-paru. Akibatnya rongga paru-paru mengecil dan mengakibatkan tekanan udara di dalamnya meningkat. Hal ini yang mengakibatkan udara dalam rongga paru-paru terdorong ke luar. Proses ini disebut ekspirasi.


Pernafasan Perut
Pada pernafasan perut, otot yang berperan aktif ialah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal ini mengakibatkan volume rongga dada bertambah besar, sehingga tekanan udara di dalamnya mengecil. Penurunan tekanan udara akan diikuti mengembangnya paru-paru. Hal ini mengakibatkan terjadinya pedoman udara ke dalam paru-paru (inspirasi).

Bila otot diafragma berelaksasi dan otot dinding perut berkonstraksi, isi rongga perut akan terdesak ke arah diafragma, sehingga posisi diafragma akan cekung ke arah rongga dada. Hal ini mengakibatkan volume rongga dada mengecil dan tekanannya meningkat, sehingga mengakibatkan isi rongga paru-paru terdorong ke luar dan terjadilah ekspirasi.

Volume udara pernapasan dalam paru-paru
Dalam keadaan normal, volume udara pandangan gres dan sekitar 500 ml. volume udara dalam paru-paru dan kecepatan pertukaran ketika pandangan gres dan ekspirasi sanggup diukur melalui spirometer.

Secara garis besar volume udara pernapasan insan adalah:

  1. Volume tidal atau udara pernapasan yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa. Umumnya padapada laku-laki sekitar 500 ml dan pada wanita 380 ml. Volume tidal sanggup berubah, tergantung kegiatan tubuh. Dari 500 ml udara tersebut pada umumnya 350 ml hingga di paru-paru, sedangkan 150 ml hanya hingga di susukan pernapasan.
  2. Volume cadangan inspirasi atau udara komplementer yaitu volume udara exstra yang masuk paru-paru dengan pandangan gres maxsimum di atas pandangan gres tidal. Umumnya pada pria berkisar 3100 ml dan pada wanita 1900 ml.
  3. Volume cadangan ekspirasi atau udara suplementer adalah volume extra udara yang sanggup dengan berpengaruh dikeluarkan pada tamat ekspirasi tidak normal. Umumnya pada pria berkisar 1200 ml dan pada wanita 800 ml.
  4. Volume residual yaitu volume udara sisa dalam paru-paru sesudah melaksanakan ekspirasi kuat. Rata-rata pada pria sekitar 1200 ml dan pada wanita 1000 ml. volume residual penting untuk kelangsungan aerasi dalam darah ketika jeda pernapasan.
Jumlah udara pernapasan kita ialah 500 ml-3500 ml yaitu 500 ml volume tidal ditambah 1500 ml udara suplementer dan 1500 udara komplementer. Jumlah udara pernapasan 3500 ml inilah yang disebut kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital seseorang tidak sama, ada yang mencapai 4000 ml lantaran sanggup menambah udara cadangan ekspirasi (udara suplementer) hingga 2000 ml, tergantung dari kondisi tubuh dan latihan pernapasan.


Frekuensi pernapasan
Pada umumnya setiap menit insan melaksanakan pernapasan antara 15-18 kali (inspirasi-ekspirasi). Cepat atau lambatnya insan bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar yaitu sebagai berikut:

  1. Umur. Umunya makin bertambah umur seseorang, irama pernapasannya semakin lambat. Hal ini berkaitan dengan makin berkurangnya kebutuhan energi. Usia balita atau belum dewasa dewasa merupakan masa pertumbuhan fisik yang sangat membutuhkan banyak energi, yanmg berarti laju metabolisme dalam tubuh juga akan lebih cepat sehingga membutuhkan banyak oksigen dan juga mengeluarkan banyak karbon dioksida. 
  2. Jenis kelamin. Laki-laki umumnya beraktivitas lebih banyak dan lebih keras dari pada perempuan. Hal ini mengakibatkan semakin tingginya kebutuhan energi, sehingga membutuhkan banyak oksigen untuk meningkatkan laju metabolisme tubuh.
  3. Suhu tubuh. Manusia termasuk jenis makhluk hidup yang bersifat homoiterm, yang berarti suhu tubuhnya relatif konstan sekitar 36-370C. Suhu tubuh konstan lantaran insan bisa mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara meningkatkan laju metabolisme tubuh. Semakin rendah suhu semakin cepat pernapasan, sebaliknya semakin tinggi suhu semkin lambat pernapasan. Akan tetapi hal tersebut demikian tidak berlangsung secara linier. Apabila suhu tubuh terus meningkat, pada suhu tertentu laju irama pernapasan akan semakin cepat, contohnya pada ketika tubuh demam.
  4. Posisi tubuh. Posisi tubuh memilih banyaknya  otot dan organ tubuh yang bekerja. Hal ini berarti memilih kebutuhan energi untuk mendukungnya. Sebagai pola ketika bangun otot kaki banyak yang berkontraksi, juga otot tubuh juga ikut menjaga semoga posisi tubuh tegak bangun ikut berkontraksi. Di sampng itu, semoga tubuh sanggup bangun maka organ dan sentra saraf keseimbangan bekerja untuk mengendalikan posisi tubuh. Karena itu irama pernapasan pada posisi bangun lebih cepat dari pada orang yang duduk atau orang yang berbaring.
  5. Kegiatan atau kegiatan tubuh. Semakin banyak organ tubuh yang bekerja dan semakin berat kerja organ tersebut, semakin tinggi kebutuhan energi yang diperlukan, sehingga laju metabolisme dan irama pernapasan semakin cepat.
Irama pernapasan diatur oleh sentra pernapasan yang ada di medula oblongata, yang mengolah implus saraf dari reseptor dalam pembuluh darah. Reseptor ini sangat peka terhadap kadar CO2 di dalam darah. Jika seseorang ditutup verbal dan lubang hidungnya, maka tidak usang kemudian orang itu akan mengalami hiperventilasi (kenaikan frekuensi pernapasan). Respon ini merupakan perintah dari medulla oblongata. Pada ketika lubang pernapasan ditutup, proses pengeluaran CO2 keluar tubuh akan terganggu sehingga CO2 merangsang reseptor-reseptor yang ada di dalam pembuluh darah. Implus dari pembuluh darah yang hingga ke medulla oblongata mengakibatkan medulla oblongata memerintah kontraksi otot-otot pernapasan sehingga orang tersebut mengalami hiperventilasi.


Pertukaran O2 dan CO2 dalam tubuh

Oksigen sangat dibutuhkan dalam semua kegiatan tubuh. Oleh lantaran itu pemasukkan oksigen dari luar ke dalam tubuh dilarang berhenti. Difusi oksigen dari paru-paru ke sel-sel jaringan tubuh terjadi akhir perbedaan tekanan oksigen. Pada waktu tekanan uadar luar satu atmosfer (760 mmHg), besarnya tekanan okasigen di paru-paru  150 mmHg, di arteri  100 mmHg, di vena  40 mmHg dan di jaringan  40 mmHg, sehingga oksigen sanggup berdifusi ke sel-sel jaringan tubuh. Dalam kondisi biasa, kita memerlukan oksigen  300  liter sehari semalam atau ¼ liter tiap menit. Jumlah ini bertambah apabila kegiatan tubuh meningkat.

Transport O2 dalam darah terjadi dengan dua cara yaitu dengan cara sederhana (terlarut dalam plasma darah) atau dengan cara diikat oleh hemoglobin.


  1. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawah oleh eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb). Adanya HB dalam darah sanggup meningkatkan kapasitas pengangkutan O2 oleh darah 20 kali lipat sehingga setiap 100 ml darah sanggup membawa 20 ml O2. tanpa Hb darah hanya sanggup mengukur O2  sebanyak I ml per 100 ml  darah. Hb berikatan dengan O2 ¬ membentuk oksihemoglobin. Pada tempat yang mempunyai tekanan O2 rendah atu punya Ph rendah, oksihemoglobin sangat gampang terurai dan membebaskan O2.
  2. 3% sisanya larut dalam plasma. Proses pengikatan dan pelepasan O2 ini dipengaruhi oleh kadar oksigen, karbondioksida dan tekanan oksigen.
Pemanfaatan oksigen untuk respirasi di dalam tubuh
Dalam pernapasan oksigen dipakai untuk pembakaran materi masakan di dalam sel tubuh. Proses pembakaran tubuh tersebut disebut oksidasi biologi. Oksidasi biologi bergotong-royong ialah proses pemecahan zat gula semoga diperoleh energi, dengan oksigen berperan sebagai zat pembakar atau tepatnya sebagai aseptor electron/hydrogen. Selain gula, zat masakan yang sanggup dioksidasi ialah lemak dan protein, sesudah melalui proses reaksi kimia yang berbeda-beda. Bahan masakan tersebut merupakan sumber masakan yang kaya energi. Proses oksidasi secara sederhana daapt diiktisarkan sebagai berikut:

C6H12O6  +  6O2 → 6CO2  +6H2O  +  38 ATP
Respirasi di dalam otot tubuh binatang atau insan dan beberapa jenis mikroba sanggup terjadi secara anaerob, terutama pada ketika otot kekurangan oksigen, contohnya kalau kerja otot terlalu keras dan berlebih sehingga jumlah oksigen tidak mencukupi. Dalam reaksi reaksi anaerob, gula akan dipecah oleh enzim menjadia asam laktat. Jika jumlah asam laktat terlalu banyak, otot akan kejang atau kram.


Transport CO2
Aktivitas metabolisme sel akan menghasilkan zat sisa antara lain CO2 dan H¬2O. Difusi karbondioksida dari jaringan ke pedoman darah dan paru-paru juga disebabkan oleh perbedaan tekanan karbon dioksida. Tekanan karbon dioksida dalam jaringan  60mmHg, dalam vena  47 mmHg, dalam arteri 41mmHg dan ialah alveolus 35 mmHg. Oleh lantaran itu, karbondioksida dalam jaringan akan diangkut ke alveolus dalam paru-paru. Dalam keadaan biasa, tubuh kita menghasilkan 200 ml karbon dioksida per hari. Pengangkutan karbon dioksida sanggup digolongkan menjadi 3 cara sebagai berikut:


  1. Kurang lebih 3% CO2 larut dalam plasma membentuk asam karbonat dalam reaksi CO2 + H2O → H2CO3. Sebagai hasilnya pH darah menjadi 4,5 dan bersifat asam. Akan tetapi, asam ini sanggup dinetralkan oleh ion natrium dan kalium dalam darah.
  2. Pengangkutan CO2 yang kedua dalam bentuk senyawa karbomino, yaitu CO2 berdifusi ke dalam sel darah merah dan berikatan dengan amin NH2 (ptotein dari Hb). Dengan cara ini , 30% CO2 sanggup diangkut.
  3. Selebihnya 65% pengangkutan CO3- dalam bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida. Karbondioksida masuk ke dalam sel darah merah dan terjadilah reaksi kimia bolak-balik yang dipercepat oleh enzim karbonat anhidrase dalam darah. H+  bersifat racun dan sanggup diikat oleh hemoglobin, sedangkan HCO3- keluar dari sel darah merah masuk ke dalam plasma darah. Sementara itu, kedudukan HCO3-  digantikan oleh ion Cl (klorida) dari plasma darah. Itulah sebabnya pengangkutan karbon dioksida dalam bentuk ion HCO3-  ini disebut proses pertukaran klorida, yang merupakan cara terbanyak dalam proses pengangkutan CO2.
Pada penderita pneumonia (radang paru-paru), proses pengangkutan karbon dioksida terganggu sehingga kadar asam karbonat dan bikarbonat dalam darah naik. Keadaan ini disebut asidosis. Dalam insiden asidosis, tidak berarti bahwa darah menjadi lebih asam, melainkan sanggup mengakibatkan turunnya kadar alkali dalam darah yang berfungsi sebagi larutan buffer, akan tetapi pH darah tetap 7,4.

Kelainan Sistem Respirasi

Sistem pernapasan sanggup mengalami gangguan. Gangguan tersebut sanggup disebabkan oleh kuman, polusi udara atau faktor keturunan (genetik).

  1. Berkurangnya jumlah hemoglobin. Berkurangnya hemoglobin dalam darah akan menghambat proses penyampaian oksigen ke dalam sel tubuh. Berkurangnya hemoglobin sanggup disebabkan oleh anemia atau pendarahan berat.
  2. Keracunan gas CN (sianida) dan atau CO (karbon monoksida). Keracunan gas-gas ini mengganggu proses pengikatan O2 oleh darah lantaran gas CO dan CN mempunyai daya ikat jauh lebih berpengaruh terhadap hemoglobin dari pada daya ikat oksigen. Jika 70%-80% hemoglobin dalam darah mengikat CO dan membentuk HbCO maka akan mengakibatkan kematian. Gangguan pengangkutan oksigen ke sel tubuh/jaringan tubuh disebut asfiksi.
  3. Kanker paru-paru. Penyakit ini daapt dipicu oleh polusi udara dan polusi asap rokok yang mengandung hidrokarbon termasuk benzopiren. Kanker paru-paru mengakibatkan paru-paru rusak dan tidak berfungsi lagi.
  4. Emfisema. Penyakit paru-paru degeneratif ini terjadi lantaran jaringan paru-paru kehilangan elastisitasnya hasilnya gangguan jaringan elastik dan kerusakan dinding di antara alveoli. Pada amfisema stadium lanjut, pandangan gres dan ekspirasi terganggu dan beban pernapasan meningkat sehingga timbul komplikasi ibarat hipertensi pulmonal atau pembesaran jantung yang diikuti gagal jantung. Emfisema umumnya disebabkan oleh kebiasaan merokok, polusi asap rokok dan polusi udara. 
  5. Asma. Penyakit ini terjadi lantaran penyempitan susukan pernapasan. Asma ditandai dengan mengi (wheezing), batuk dan rasa sesak di dada secara terjadwal atau kronis. Penyempitan susukan pernapasan sanggup disebabkan oleh hal berikut: (a) Sumbatan jalan napas yang sebagian reversible; (b) Radang jalan napas sehingga merusak sel epitel susukan napas; (c) Reaksi yang berlebihan pada jalan napas terhadap banyak sekali rangsang, contohnya reaksi alergi. Serangan asma biasanya lebih berat ketika malam dan dini hari, lantaran pada ketika itu terjadi penyempitan pada bronkus akhir udara dingin. Penderita asma biasanya diobati dengan obat-obatan yang disebut bronkodilator. Obat ini tidak diminum atau disuntikkan ke penderita tetapi dipakai sebagai inhaler (dihirup).
  6. TBC (tuberkulosis). TBC sanggup mengganggu proses difusi oksigen lantaran timbulnya bintil-bintil kecil pada alveolus yang disebabkan kuman Myobacterium tunerculosis. Penderita biasanya batuk berat, yang sanggup disertai batuk darah dan tubuh menjadi kurus.
  7. Pneumonia. Infeksi kuman Diplococcus pneumoniae menyebabkan penyakit pneumonia (radang paru-paru atau radang dinding alveolus).
  8. Radang. Penyakit radang pada bronkus disebut bronchitis. Radang pada  hidung disebut rintis. Radang disebelah atas rongga hidung disebut sinusitis. Radang pada laring disebut laryngitis, dan pada pleura disebut pleuritis. Adanya penyumbatan di rongga faring dan laring lantaran difteri, laryngitis, atau tetanus (kejang otot) sering ditanggulangi dengan melaksanakan trakeostomi (melubangi trakea).
  9. Tonsilitas. Tonsilitas ialah peradangan pada tonsil (amandel), tonsil ialah kelompok jaringan limfoid yang terdapat di rongga mulut. Jika terjadi infeksi melalui verbal atau susukan pernafasan, tonsil akan membengkak (radang). Pembengkakan tonsil sanggup mengakibatkan penyempitan susukan pernapasan.
  10. Bronkitis. Terjadi lantaran peradangan bronkus.
  11. Influenza. Disebabkan oleh virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa di susukan pernapasan.