Cara Menilai Pementasan Drama Dan Contohnya

Dunia karya sastra sangat lekat dengan kegiatan apresiasi. Dalam kegiatan apresiasi, seorang apresiator selain melaksanakan kegiatan menikmati, juga diharapka menilai terhadap sebuah karya sastra.

Agar bisa menjadi penilai yang baik, diharapkan bekal pengetahuan perihal apa yang akan dinilai.

Pada kegiatan pembelajaran ini, kalian akan diminta untuk memberikan evaluasi pementasan sebuah drama. Aspek yang ditekankan yaitu keterampilan berbicara, yaitu teknik penyampaian evaluasi kalian terhadap sebuah pementasan drama.

Unsur-Unsur yang Dinilai dari Pementasan Drama

Unsur-unsur yang harus dinilai dari sebuah pementasan drama sebagai berikut.

a. Tata panggung

Panggung merupakan kawasan latar sebuah drama dimainkan. Tata panggung yang baik merupakan pendukung keberhasilan permainan drama.

Dunia karya sastra sangat lekat dengan kegiatan apresiasi Cara Menilai Pementasan Drama dan Contohnya
Gambar: Pementasan Drama

b. Tata busana

Keberhasilan seorang pelaku memerankan lakon didukung busana atau kostum. Perlu dipertimbangkan , apakah busana atau kostum sudah sesuai dengan lakon yang diperankan.

c. Ekspresi pemeran

Penjiwaan yang total dari para pemain film dalam memerankan tokoh yang mereka mainkan akan menjadi kunci penentu keberhasilan sebuah pentas drama.

Penyampaian Penilaian yang Objektif dan Santun

Setelah unsur yang akan kalian nilai atas sebuah pementasan drama telah kalian ketahui, sampaikanlah evaluasi kalian atas pentas tersebut dengan objektif.

Artinya, tanpa dipengaruhi rasa suka atau tidak suka terhadap lakon maupun para pelakon drama tersebut.

Satu hal yang tak pernah boleh dilupakan yaitu sampaikan evaluasi yang objektif tadi dengan penuh kesantunan biar objek yang kalian nilai dengan tulus sanggup mendapatkan hasil penialian.

Pembicaraan yang komunikatif dan lancar

Kunci keberhasilan sebuah acara berbicara di depan umum yaitu bahasa pembicaraan yang gampang dipahami pendengar dan penyampaian pembicaraan yang lancar.

Ketidaklancaran pembicaraan biasanya disebabkan ketidaksiapan pembicara atau adanya demam panggung, rasa takut yang berlebihan menghadapi pendengar. Hal itu jangan pernah terjadi pada diri kalian.