IPS
Sejarah Pemilu Pertama Di Indonesia Tahun 1955
Pembahasan ini yakni wacana pemilu pertama tahun 1955, partai pemenang pemilu 1955, pemilihan umum tahun 1955, partai-partai politik tahun 1955, 4 partai pemenang pemilu 1955 dan partai pemilu tahun 1955.
Pemilihan umum (pemilu) yang pertamakali dilaksanakan di Indonesia sesudah kemerdekaannya yakni pada masa kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956).
Diantara Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harapan yakni sanggup menyelenggarakan pemilu pertama semenjak Indonesia merdeka.
Setelah hasil pemungutan bunyi dan pembagian dingklik di dewan perwakilan rakyat diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno, untuk dibuat kabinet gres menurut hasil pemilu.
Pemilihan umum dilaksanakan melalui dua tahap berikut.
a. Tahap pertama pada tanggal 29 September 1955 bertujuan untuk menentukan anggotaanggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
b. Tahap kedua pada tanggal 15 Desember 1955 bertujuan untuk menentukan anggota-anggota Konstituante (Badan pembuat Undang-Undang Dasar).
dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan umum beranggotakan 272 orang, yaitu dengan perhitungan bahwa satu orang anggota dewan perwakilan rakyat mewakili 300.000 orang penduduk. Sedangkan anggota Konstituante berjumlah 542 orang.
Pelantikan anggota dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan umum dilakukan pada tanggal 20 Maret 1956,sedangkan anggota Konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Sebagai jawaban banyaknya partai, organisasi dan perorangan yang ikut dalam pemilihan umum, maka dewan perwakilan rakyat terbagi dalam banyak fraksi.
Adapun empat fraksi besar di dewan perwakilan rakyat yakni sebagai berikut.
a. Fraksi Masyumi : 60 anggota
b. Fraksi PNI : 58 anggota
c. Fraksi NU : 47 anggota
d. Fraksi PKI : 32 anggota
Pemilu tahun 1955 ternyata tidak sanggup memenuhi cita-cita rakyat yang menghendaki pemerintah yang stabil.
Para wakil rakyat terpilih hanya memperjuangkan partainya masingmasing sehingga pergantian kabinet terus saja terjadi.
Pemilihan umum (pemilu) yang pertamakali dilaksanakan di Indonesia sesudah kemerdekaannya yakni pada masa kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955 – 24 Maret 1956).
Diantara Keberhasilan Kabinet Burhanuddin Harapan yakni sanggup menyelenggarakan pemilu pertama semenjak Indonesia merdeka.
Setelah hasil pemungutan bunyi dan pembagian dingklik di dewan perwakilan rakyat diumumkan, maka tanggal 2 Maret 1956 Kabinet Burhanuddin Harahap mengundurkan diri, menyerahkan mandatnya kepada Presiden Sukarno, untuk dibuat kabinet gres menurut hasil pemilu.
Partai Peserta Pemilu Pertama tahun 1955 |
Pemilihan Umum Pertama
Setelah beberapa tahun lamanya menjadi jadwal pemerintah dari kabinet yang satu ke kabinet yang berikutnya, jadinya selesailah persiapan-persiapan untuk melakukan pemilihan umum.Pemilihan umum dilaksanakan melalui dua tahap berikut.
a. Tahap pertama pada tanggal 29 September 1955 bertujuan untuk menentukan anggotaanggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
b. Tahap kedua pada tanggal 15 Desember 1955 bertujuan untuk menentukan anggota-anggota Konstituante (Badan pembuat Undang-Undang Dasar).
dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan umum beranggotakan 272 orang, yaitu dengan perhitungan bahwa satu orang anggota dewan perwakilan rakyat mewakili 300.000 orang penduduk. Sedangkan anggota Konstituante berjumlah 542 orang.
Pelantikan anggota dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan umum dilakukan pada tanggal 20 Maret 1956,sedangkan anggota Konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Sebagai jawaban banyaknya partai, organisasi dan perorangan yang ikut dalam pemilihan umum, maka dewan perwakilan rakyat terbagi dalam banyak fraksi.
Adapun empat fraksi besar di dewan perwakilan rakyat yakni sebagai berikut.
a. Fraksi Masyumi : 60 anggota
b. Fraksi PNI : 58 anggota
c. Fraksi NU : 47 anggota
d. Fraksi PKI : 32 anggota
Pemilu tahun 1955 ternyata tidak sanggup memenuhi cita-cita rakyat yang menghendaki pemerintah yang stabil.
Para wakil rakyat terpilih hanya memperjuangkan partainya masingmasing sehingga pergantian kabinet terus saja terjadi.