Bhs Indonesia
Contoh Naskah Drama Menurut Kejadian Nyata
Berikut ini merupakan contoh naskah drama yang bersumber dari kejadian nyata, silahkan diperhatikan! Naskah berikut ini sanggup dijadikans sebagai pola dalam penulisan naskah drama menurut kejadian nyata.
ISHAK : (tersenyum) “Lebih baik menulis kebenaran satu halaman dalam sebulan daripada membohong berpuluh halaman sehari.”
ASMADIPUTERA: (menganggukkan kepala) “Aku bawa ke Jakarta, Ishak?”
ISHAK : “Akan engkau usahakan terbitnya?”
ASMADIPUTERA: “Ya, selekas mungkin.”
ISHAK : “Bawalah, Asmadi. Buku itu bukan kepunyaanku lagi, tapi yaitu kepunyaan nusa dan bangsa semata. Ada kubawa secarik kertas? Tulislah semboyan itu di muka buku itu.”
ASMADIPUTRA : “Telah lekat di kepalaku…” (perempuan renta mengambil azimat dari balik bajunya, dibakarnya, diletakkan di atas tanah. Asap mengepul ke atas)
SALIWATI : (Keras-keras) “Nenek” (yang lain terkejut melihat asap itu, kemudian sebagian bertanya memandangi wanita tua)
Perempuan Tua : (tersenyum) “Habis, habis sudah, kepandaianku sebagai dukun. Azimatku telah kubakar (menunjuk ke angkasa). Aku akan hidup gres sebagai insan biasa."
SALIWATI : “Manusia Indonesia Merdeka”
Perempuan Tua : “Yang tidak lagi percaya kepada pekerjaan dukun… tapi …”
SUKSORO : “Tapi percaya, hanya percaya kepada diri sendiri, kepada kekuatan sendiri. (tiba-tiba Asmadiputra memandang ke kanan).
ASMADIPUTRA : (terkejut) “Kartili” (yang lain memutar tubuh melihat ke kanan)
Adegan 8
Kartili masuk dari kanan, rambutnya tak karuan, bajunya menyerupai biasa. Ia tidak mengacuhkan orang-orang.
ISHAK : “Kartili” (hendak pergi ke arah Kartili, ditahan Asmadiputra)
SUKSORO : “Ia di sini?”
Perempuan Tua : (kepada Ishak) “Ia rupanya yang tidur di muka rumah kita.” (Kartili terus berjalan ke luar, ke kiri)
ASMADIPUTRA : “Ia gila, benar gila!”
SALIWATI : (melihat ke asap tanah) “Bangunkan dia, Nek!”
Perempuan renta : (menunjuk ke asap tanah) “Terlambat sudah.”
SUKSORO : “Kejahatan membalas dendam!”
Kejahatan Membalas Dendam
Adegan 7ISHAK : (tersenyum) “Lebih baik menulis kebenaran satu halaman dalam sebulan daripada membohong berpuluh halaman sehari.”
ASMADIPUTERA: (menganggukkan kepala) “Aku bawa ke Jakarta, Ishak?”
ISHAK : “Akan engkau usahakan terbitnya?”
ASMADIPUTERA: “Ya, selekas mungkin.”
ISHAK : “Bawalah, Asmadi. Buku itu bukan kepunyaanku lagi, tapi yaitu kepunyaan nusa dan bangsa semata. Ada kubawa secarik kertas? Tulislah semboyan itu di muka buku itu.”
ASMADIPUTRA : “Telah lekat di kepalaku…” (perempuan renta mengambil azimat dari balik bajunya, dibakarnya, diletakkan di atas tanah. Asap mengepul ke atas)
Contoh Naskah Drama |
Perempuan Tua : (tersenyum) “Habis, habis sudah, kepandaianku sebagai dukun. Azimatku telah kubakar (menunjuk ke angkasa). Aku akan hidup gres sebagai insan biasa."
SALIWATI : “Manusia Indonesia Merdeka”
Perempuan Tua : “Yang tidak lagi percaya kepada pekerjaan dukun… tapi …”
SUKSORO : “Tapi percaya, hanya percaya kepada diri sendiri, kepada kekuatan sendiri. (tiba-tiba Asmadiputra memandang ke kanan).
ASMADIPUTRA : (terkejut) “Kartili” (yang lain memutar tubuh melihat ke kanan)
Adegan 8
Kartili masuk dari kanan, rambutnya tak karuan, bajunya menyerupai biasa. Ia tidak mengacuhkan orang-orang.
ISHAK : “Kartili” (hendak pergi ke arah Kartili, ditahan Asmadiputra)
SUKSORO : “Ia di sini?”
Perempuan Tua : (kepada Ishak) “Ia rupanya yang tidur di muka rumah kita.” (Kartili terus berjalan ke luar, ke kiri)
ASMADIPUTRA : “Ia gila, benar gila!”
SALIWATI : (melihat ke asap tanah) “Bangunkan dia, Nek!”
Perempuan renta : (menunjuk ke asap tanah) “Terlambat sudah.”
SUKSORO : “Kejahatan membalas dendam!”
(Dari Ave Maria ke Jalan lain ke Roma oleh Idrus)