Pemberontakan Pki Madiun Dan Penumpasan Pki Madiun

Pembahasan kali ini membahas wacana penumpasan pki madiumpenumpasan pki madiun, penumpasan g30s pki, penumpasan g 30s pki, pemberontakan pki madiun, pemberontakan g30s pki, pemberontakan g 30 s pki, pemberobtakan pki di madiun, latar belakang pemberontakan pki madiun, pemberontakan pki madiun 1948 dan pemberontakan pki 1948.

Pemberontakan PKI dan Konflik Dalam Negeri

Doktrin komunis ialah merebut kekuasaan negara yang sah dengan cara apa pun. Setiap peluang dan kesempatan yang ada akan dipakai oleh orang-orang komunis untuk berbagi ideologinya.

Mereka akan menjalankan aksinya bagaimanapun kondisi yang dihadapi bangsa. Ini harus kita pahami dan waspadai bersama.

Coba buka kembali sejarah pergerakan bangsa. Saat pergerakan nasional tengah berkembang, PKI mengadakan pemberontakan pada tahun 1926/1927.

Organisasi pergerakan lainnya pun terkena dampaknya. Saat itu, pemerintah Belanda sangat menekan kaum pergerakan.
Pembahasan kali ini membahas wacana penumpasan pki madiumpenumpasan pki madiun Pemberontakan PKI Madiun dan Penumpasan PKI Madiun
PKI Madiun

Pemberontakan PKI Madiun

PKI berkembang pesat sekitar tahun 1948. Bangsa Indonesia gres merapatkan barisan untuk menghadapi aksi Belanda.

PKI membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang terdiri atas PKI, Partai Sosialis, PBI, Pesindo, dan SOBSI. Front ini di bawah Amir Sjarifuddin. Mereka merongrong keutuhan bangsa.

PKI memobilisasi kaum buruh dan rakyat untuk mengadakan pemogokan di aneka macam tempat di Indonesia.

1) Musso dan Perubahan Gerakan PKI

Gerakan PKI semakin radikal sehabis Musso kembali dari Moskow (Uni Soviet/Rusia) pada bulan Agustus 1948. Musso bermukim di Moskow semenjak tahun 1926. Dia mengadakan perombakan di tubuh PKI dengan membentuk Politbiro PKI.

Musso beropini bahwa hanya orang-orang PKI yang sanggup menuntaskan revolusi. Musso menempatkan orang-orang gres menyerupai D.N. Aidit, M.H. Lukman, Njoto, dan Sudisman. Setahap demi setahap, Musso menyerang bermacam-macam kebijakan pemerintahan Kabinet Hatta.

Musso kemudian memberikan gagasan-gagasannya melalui rapat-rapat raksasa. Pada tanggal 20 Agustus 1948 berlangsung rapat raksasa yang dihadiri 50.000 orang di Yogyakarta.

Musso mengemukakan pentingnya mengganti Kabinet Presidensial menjadi Kabinet Front Nasional. Kata Musso, demi kepentingan revolusi nasional maka Indonesia harus menggalang kolaborasi dengan dunia internasional (Soviet).

Hatta tetap menjalankan kebijakan rasionalisasi Angkatan Perang, meskipun menerima serangan PKI. Rasionalisasi itu bertujuan menyingkirkan unsur-unsur revolusioner dan progresif dalam kalangan militer serta mempersiapkan militer dalam menghadapi negosiasi mengenai militer dengan Belanda.

Kabinet Hatta menerima kontribusi dari Masyumi dan PNI serta beberapa tubuh perjuangan. Musso sangat keberatan dengan kebijakan Hatta sebab banyak kadernya yang bersenjata akan terkena dampaknya.

2) Proklamasi Republik Soviet Indonesia

Konflik ideologis antara PKI dan Tentara Nasional Indonesia yang didukung bermacam-macam elemen usaha meningkat tajam pada tahun 1948.

Berbagai tragedi terjadi antara Tentara Nasional Indonesia dan PKI/FDR. PKI dihadang Tentara Nasional Indonesia Divisi Siliwangi di bawah Kolonel A.H. Nasution di Surakarta. PKI kemudian mundur ke Madiun dan mengadakan pemberontakan tanggal 18 September 1948.

Pemberontakan ditandai dengan proklamasi berdirinya Republik Soviet Indonesia. Kolonel Djokosuyono diangkat sebagai Gubernur Militer Madiun. Letnan Kolonel Dahlan sebagai komandan komando pertempuran.

PKI menguasai Madiun dan menduduki radio Gelora Pemuda. Propaganda dan provokasi pun dilakukan PKI. Mereka menyampaikan tentara (TNI) sebagai kepanjangan tangan kolonial.

Kabinet Hatta mereka sebut akan menjual tanah air dan bangsa kepada Belanda. Demikianlah, PKI senantiasa memprovokasi rakyat semoga menentang pemerintahan yang sah.

3) Penumpasan PKI Madiun

Pada tanggal 19 September 1949 sekitar dua ratus kader PKI ditangkap di Yogyakarta. Bung Karno kemudian berpidato untuk mengecam pemberontakan Musso.

Beliau meminta kepada rakyat semoga bergabung dengannya dan Bung Hatta. Penumpasan kemudian dilakukan pemerintah dengan Gerakan Operasi Militer I. Penumpasan dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia dari Divisi Siliwangi.

Dalam waktu dua minggu, Kota Madiun berhasil direbut kembali dari tangan PKI. Aidit dan Lukman melarikan diri ke Vietnam dan Cina.

Musso kesudahannya tewas tertembak tanggal 31 Oktober 1948. Amir Sjarifuddin dan sekitar tiga ratus pendukungnya ditangkap oleh Divisi Siliwangi pada tanggal 1 Desember 1948. Penangkapan kader-kader PKI pun dilakukan  pemerintah.

Pemberontakan PKI Madiun di bawah Musso pun gagal. Keinginan untuk mendirikan negara Republik Soviet Indonesia sanggup dipadamkan oleh persatuan Tentara Nasional Indonesia dan rakyat. Namun, ideologi komunisme yang dibawa PKI masih laten di Indonesia.